Kamis, 15 Januari 2015

20 ALBUM TERBAIK 2014 ( THE BEST OF 2014 )



Beberapa hari yang lalu saya mengetahui bahwa band favorit saya masuk dalam 20 album terbaik versi majalah musik terbesar di Indonesia Rolling Stone Indonesia, saya membuka akun Instagram saya dan disitu saya melihat postingan dari vokalis band FSTVLST yang menerangkan bahwa band mereka masuk dalam kategori band terbaik di tahun 2014. Tentu suatu kejutan yang sangat medalam mendengar berita itu, dengan tergesa-gesa saya mencari sebuah majalah Rolling Stone ke toko buku yang ada di daerah Ambarukmo Plaza disana ada beberapa majalah yang tersisa dan salah satunya berhasil saya miliki, majalah itu merupakan edisi terbaru bulan Januari 2015 dan nampaknya majalah itu adalah keluaran pertama di tahun 2015 dari majalah itu sendiri. Saya segera pulang dan bergegas membaca selembar demi selembar isi dari majalah itu, banyak sekali ilmu yang saya dapat setelah membaca isinya. Tidak cukup hanya satu hari untuk mengabiskan waktu berhadapan dengan huruf-huruf dan sedikit sentuhan gambar yang tertera didalamnya.

Banyak bahasan yang ada di dalamya salah satunya adalah wawancara ekslusif dengan mas Farid Stevy Asta yang tidak lain adalah sang vokalis dari FSTVLST. Kebetulan setelah selang beberapa hari majalah itu terbit ternyata bacaan dalam bentuk media digital sudah di share lewat website resmi dari Rolling Stone Indonesia. Jika penasaran apa yang ada didalam majalah tersebut mungkin ini bisa membantu untuk sekedar mengobati rasa ingin tahu kalian semua, ini adalah hasil wawancara dengan mas Farid yang di unggah dalam website resmi klik . Saya cukup kenal beliau dan saya juga bisa dikatakan sebagai "fans yang diam-diam" karena saya butuh waktu yang cukup lama dan belum sempat mengatakan bahwa "aku fans mu mas", mungkin suatu saat saya akan memberanikan diri untuk mengatakannya hehehe. Tentu sebuah kebanggan sendiri bisa mengidolakan sebuah band dan bisa apresiasi di dalamnya mendukung band itu dengan beli CD album original dan datang setiap mereka manggung sungguh sangat mengasyikan. Ketambah lagi mereka masuk dalam the best of 2014 itu yang membuat bangga bisa memiliki album tersebut. Saya mengidolakan FSTVLST karena saya yakin band ini adalah benar, band yang sangat jujur dengan lirik dan sesekali banyak makna tersembunyi didalam setiap bait yang mereka tulis. Kadang saya tidak tahu sebenarnya apa arti kalimat yang mereka tulis dan saya hanya menerka-nerka dengan percaya diri bahwa saya benar.

Kembali membuka isi majalah, disana dituliskan ada 20 album terbaik versi Rolling Stone Indonesia yang ber-genre variabilitas dari penjuru Indonesia. Tentu mereka sangat tahu apa yang mereka tulis dan yang mereka pilih adalah sebuah pilihan yang tepat dan pengamatan yang mendasar sehingga terpilihlah 20 album terbaik 2014 versi majalah musik terbesar di Indonesia. Banyak band berkualitas dan ber cirikhas tapi tapi terkesan biasa aja dan "ngono-ngono wae", tetapi inilah band yang sangat komplit dan tentu memulai penggarapan album dengan sebuah kerja keras dan proses yang sangat pelik. Berikut adalah 20 album yang masuk dalam album terbaik 2014.


1. Tulus - Gajah

Bila di Amerika Bruno Mars punya Unorthodox Jukebox, di Indonesia Muhammad Tulus memiliki Gajah; dalam arti dua penyanyi ini memiliki kesamaan. Bukan dalam jenis musik, melainkan dalam perjalanan karier masing-masing penyanyi dengan album kedua yang kualitasnya berhasil memboyong sosok mereka ke tingkatan berikut, dan meroketkan nama hingga menjadi bintang paling terang di tahun perilisannya. Kami dan juga Indonesia menyaksikan kerendahan hati (dan pola pikir bijak) di lirik-lirik lagu album ini. Saat ia melakukan retrospeksi masa lalu yang tak melulu indah (“Gajah”), atau ketika beropini bahwa hubungan yang terbaik adalah ketika pasangan saling menuntut (“Jangan Cintai Aku Apa Adanya”), semua itu jadi istimewa ketika dinyanyikan dengan suara empuk yang mengiringi hentakan pop dan soul. Nomor-nomor berharga yang siap dibuat berdansa, ada pula yang syahdu serta hangat. Ini adalah resep termanjur di 2014, dan Tulus adalah sang ahlinya.


2. Maliq & D’Essentials - Musik Pop

Diberi waktu hanya beberapa bulan untuk membuat album baru, Maliq & D’Essentials bisa saja merekam lagu-lagu yang mirip hit lama mereka seperti “Terdiam”, “Dia” dan “Pilihanku”, dan pasti banyak orang akan senang. Tapi itulah yang membuat album keenam band asal Jakarta ini istimewa, karena mereka memilih untuk tidak mengulangi apa yang pernah diciptakan demi membuat album yang bercerita tentang kelahiran, pertemuan dan kematian. Selamat tinggal, pengaruh neo soul yang diusung pada dua album awal. Selamat datang, pop artistik era ’70-an dan ’80-an yang dikemas secara modern, lengkap de-ngan solo synthesizer yang panjang oleh Indra Lesmana pada “Nirwana”. Lewat Musik Pop, Maliq & D’Essentials merombak batas-batas musik yang mereka ciptakan, dan bisa jadi merombak batas-batas musik pop Indonesia.


3. Aksan Sjuman and the Committee of the Fest - Realitas Khayal

“Musik abad ke-21,” begitulah drummer Aksan Sjuman mendeskripsikan proyek musik terbarunya ini. Pernyataan tersebut bisa saja dianggap terlalu luas, terlalu berlebihan bagi pihak-pihak yang menyimak, namun Realitas Khayal memang seluas itu, seluar biasa itu. Komposisi pada album ini warna-warni, mulai dari “Death of a Prophet” yang memiliki riff jahat, “Hungry” yang free jazz ala Bitches Brew-nya Miles Davis, hingga “Candu Cinta” yang usil dan progresif se-akan King Crimson terlalu banyak mengonsumsi jamur ajaib. Keberagaman musik ini bisa saja dianggap sebagai nirkonsep bagi eksternal, tapi toh pihak band tak akan peduli. Karena bagi mereka, seperti dapat didengar lewat lagu-lagu dalam album ini, kebebasan adalah kunci; termasuk urusan interpretasi.


4. FSTVLST - Hits Kitsch

Dibuka dengan lagu “Orang-orang di Kerumunan” yang lirik dan musiknya sama-sama galak, tidak keliru kalau kita jadi punya harapan untuk lagu-lagu berikutnya. Syukurlah, FSTVLST dan Hits Kitsch mengabulkan itu. Album pertama band ini, setelah berganti nama dari Jenny, menyorongkan perspektif sosial yang awas dan tajam dalam musik yang bergelora bak The Strokes atau U2. Bagusnya, walau kita bisa menangkap jejak band-band itu di FSTVLST, lagu-lagu mereka gagah terdengar layaknya milik sendiri. Lirik seperti “Arah yang tidak tertera di lambang mata angin”, “Bahwa ajaran terpopuler adalah membenci/Ajaran ternorak adalah ajaran mencintai”, atau “Waktu yang entah/Berpihaklah, langit yang pemurah” pun terasa menyegarkan sekaligus berisi. Album bernas!


5. Vague - Footsteps

Vague dan debutnya, Footsteps, adalah duta yang tepat bagi musik yang merupakan penghormatan terhadap gerakan Revolution Summer di Washington DC di pertengahan ‘80-an, yang menghasilkan band semacam Rites of Spring, Dag Nasty, dan sebagainya. Namun sedikit modernisasi berbentuk indie rock dan juga shoegaze membuat album ini menjadi variatif dan mengesankan. Seluruh instrumen di band ini seakan harmonis bersatu padu mengkomplimen bahana gitar yang di lagu demi lagu berkelana menciptakan suasana yang berbeda-beda. Dalam kancah lokal, entah mengapa tidak banyak band membawakan post-punk/post-hardcore yang baik dan benar. Setelah dulu ada band Jakarta bernama Fall di awal tahun 2000-an, kini ada pemain baru yang menyeruak dengan salah satu album Indonesia terpenting di 2014.


6. Yura - Yura

7. Taring - Nazar Palagan

8. Matajiwa - Part 1

9. Dialog Dini Hari - Tentang Rumahku
10. Risky Summerbee & the Honeythief - Pillow Talk 11. Neurotic - Weird

12. Neonomora - Seeds

13. The Experience Brothers - From The Deepest Growl

14. Future Collective - #1: Ensemble Instrumental de Musique Contemporaine

15. Art Of Tree - Art Of Tree

16. Morgue Vanguard x Still - Fateh

17. Bonita & The Hus Band - Small Miracles

18. Danilla - Telisik

19. Rabu - Renjana

20. Gerram - Genderang Bencana



Jika ingin tahu lebih lengkap bisa search di website resmi Rollingstone.co.id atau bisa beli majalahnya edisi terbaru bulan Januari 2015.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar