Jumat, 30 Januari 2015

TENTANG 8







Sebuah kebanggan tersendiri dengan angka 8 yang saya maksud disini. Angka 8 yang memiliki maksud tertentu buat saya pribadi, angka yang sangat mempunyai nilai lebih. Selama 8 tahun ini juga saya sudah mengarungi banyak hal tentang kebahagian, kesedihan dan lain sebagainya. Banyak orang sudah saya jumpai tetapi saya tidak mau singgah lama-lama ditempat lain yang bukan rumah saya. Tentu banyak alasan kenapa saya harus pulang? Ya, karena di rumah itulah saya harus pulang dan harus menjadi diri saya sendiri tanpa menjadi orang lain dengan banyak keistimewaan. Cukup menjadi diri sendiri saya sudah mendapatkan hampir semua yang saya inginkan, lalu apa lagi ?. Tentu selama 8 tahun ini saya juga tidak mau menjadi anak rumahan yang selalu menghabiskan waktu di rumah, sesekali saya juga bermain ke luar bertemu orang lain, orang baru yang menjadi tempat nyaman kedua. Tetapi saya sadar itu bukan rumah saya, saya dirumah sudah ada seorang yang setia menunggu saya dalam kondisi bagaimanapun juga. Tentu orang ini bukan orang sembarangan, mampu mendayung perahu berdua bersama-sama selama 8 tahun ini. Bullshit, tetapi inilah kenyataannya kita bisa sampai sekarang. Saya sadar, apa yang saya cari di luar sana sebenarnya hanyalah angin lalu, yang lewat Sssttt begitu saja kemudian sudah hilang. Saya seperti " bad boy " yang tidak mengenal waktu ketika bermain di luar, bahkan sampai-sampai harus orangtua saya yang harus mengingangatkan saya untuk pulang ke rumah, teman dekat saya pun juga demikian. Betapa kurang ajarnya saya waktu itu. Tetapi itu dulu, sekarang saya sudah belajar dari pengalaman dan kesalahan. Kesalahan yang membuat saya tidak tenang, merasa bahagia tetapi tidak bahagia pada tempatnya.

Seperti angka 8 pada umumnya, saya yakin angka 8 adalah angka istimewa dan memiliki keberuntungan dan moment yang pas untuk perubahan. Tanpa disadari, angka 8 memiliki lengkungan yang sangat indah tanpa ada jeda dan sela untuk menggambarkanya. Tidak jauh beda dengan apa yang saya alami, tidak ada jeda dan terus berjalan lurus tanpa ada masalah yang berarti meskipun kadang menikung ke kanan dan ke kiri, tetapi semua terkendalikan everything is gonna be fine. Seperti anak berusia 8 tahun, mereka sudah bisa memahami dan mengkomunikasikan tentang konsep abstrak, membangun ide yang lebih komplaks, bisa membedakan masa lalu dan masa depan, bisa menulis dengan benar dan sering menghabiskan waktu untuk mencari tahu tentang banyak hal. Yah begitulah saya, sama persis apa yang saya rasakan di angka 8 ini. Saya sudah bisa memahami tentang sebuah komitmen, tentang kode yang dulu saya tidak tahu sekarang sudah tahu harus bagaimana kedepannya, sudah bisa melihat masa depan yang akan saya rangkai pada kemudian hari dan menyimpan masa lalu rapat-rapat tanpa harus berpura-pura melupakan semuanya, dan sekarang saya juga sudah berani menulis, menuliskan apa yang saya rasakan dan dengan siapa saya rasakan, dan yang terakhir saya sering menghabiskan waktu buat sharing dengan teman-teman tentang masa depan. Banya cerita menarik yang saya dapat dari teman-teman yang sudah berumah tangga. Ternyata hubungan serius dalam berkeluarga itu tidak semuanya menakutkan. anak 8 tahun sudah bisa membedakan, sudah bisa melangkah tanpa harus di papah. Inilah anak 8 tahun yang bisa menjadi contoh untuk teman sebayanya. Semoga angka 8 bisa menginspriasi teman-teman semua, dan sampai ketemu di angka 9 dengan cerita yang lebih menarik dari sebelumnya.

Kamis, 22 Januari 2015

DARA





Dara sungguh manis paras wajahmu tetapi samar 
Dara pesonamu sungguh liar diantara semak kepalsuan
Dara bawakan cermin tetapi lupa mengendarai
Dara hilang lelah sadar dan mati
Dara lupa dimana dia dilahirkan dan siapa yang melahirkan
Dara memancarkan warna yang lain dari kerumunan
Dara umbar janji dan jarang ditepati
Dara adalah nightmare yang selalu datang di waktu yang sudah tertera
Dara merasa selalu ada padahal dia fana
Dara adalah racun yang secara tidak sadar menjalar dan menjadi ketergantungan
Dara adalah sumber kebahagiaan yang luas tak terbatas
Dara sangat rakus bahkan terlalu rakus melebihi wajar
Dara menghalalkan segala cara untuk bertahan hidup
Dara kembali datang ternganga kemudian pergi
Dara tak sempurna jauh dari sempurna pada umumnya
Dara menciptakan peraturan yang tidak masuk akal
Dara istimewa tapi sebatas hura-hura
Dara menciptakan kepalsuan dari narasi yang sudah dituliskan
Dara terbiasa dengan kebohongan meski sudah berkawan
Dara mengajarkan kebaikan kepada penganutnya
Dara menawarkan bahagia untuk sejimpit luka
Dara memaksa namanya selalu dipuja
Dara mengiringi hujan dengan air mata
Dara sibuk dengan kekinianya
Dara lupa setiap ucapan adalah do’a yang akan dipertanggung jawabkan
Dara mungkin hebat tetapi hanya sebatas itu itu saja
Dara adalah manusia biasa yang tidak luput dari dosa
Dara belajarlah dewasa sedewasa orang waras pada umumnya

Kamis, 15 Januari 2015

20 ALBUM TERBAIK 2014 ( THE BEST OF 2014 )



Beberapa hari yang lalu saya mengetahui bahwa band favorit saya masuk dalam 20 album terbaik versi majalah musik terbesar di Indonesia Rolling Stone Indonesia, saya membuka akun Instagram saya dan disitu saya melihat postingan dari vokalis band FSTVLST yang menerangkan bahwa band mereka masuk dalam kategori band terbaik di tahun 2014. Tentu suatu kejutan yang sangat medalam mendengar berita itu, dengan tergesa-gesa saya mencari sebuah majalah Rolling Stone ke toko buku yang ada di daerah Ambarukmo Plaza disana ada beberapa majalah yang tersisa dan salah satunya berhasil saya miliki, majalah itu merupakan edisi terbaru bulan Januari 2015 dan nampaknya majalah itu adalah keluaran pertama di tahun 2015 dari majalah itu sendiri. Saya segera pulang dan bergegas membaca selembar demi selembar isi dari majalah itu, banyak sekali ilmu yang saya dapat setelah membaca isinya. Tidak cukup hanya satu hari untuk mengabiskan waktu berhadapan dengan huruf-huruf dan sedikit sentuhan gambar yang tertera didalamnya.

Banyak bahasan yang ada di dalamya salah satunya adalah wawancara ekslusif dengan mas Farid Stevy Asta yang tidak lain adalah sang vokalis dari FSTVLST. Kebetulan setelah selang beberapa hari majalah itu terbit ternyata bacaan dalam bentuk media digital sudah di share lewat website resmi dari Rolling Stone Indonesia. Jika penasaran apa yang ada didalam majalah tersebut mungkin ini bisa membantu untuk sekedar mengobati rasa ingin tahu kalian semua, ini adalah hasil wawancara dengan mas Farid yang di unggah dalam website resmi klik . Saya cukup kenal beliau dan saya juga bisa dikatakan sebagai "fans yang diam-diam" karena saya butuh waktu yang cukup lama dan belum sempat mengatakan bahwa "aku fans mu mas", mungkin suatu saat saya akan memberanikan diri untuk mengatakannya hehehe. Tentu sebuah kebanggan sendiri bisa mengidolakan sebuah band dan bisa apresiasi di dalamnya mendukung band itu dengan beli CD album original dan datang setiap mereka manggung sungguh sangat mengasyikan. Ketambah lagi mereka masuk dalam the best of 2014 itu yang membuat bangga bisa memiliki album tersebut. Saya mengidolakan FSTVLST karena saya yakin band ini adalah benar, band yang sangat jujur dengan lirik dan sesekali banyak makna tersembunyi didalam setiap bait yang mereka tulis. Kadang saya tidak tahu sebenarnya apa arti kalimat yang mereka tulis dan saya hanya menerka-nerka dengan percaya diri bahwa saya benar.

Kembali membuka isi majalah, disana dituliskan ada 20 album terbaik versi Rolling Stone Indonesia yang ber-genre variabilitas dari penjuru Indonesia. Tentu mereka sangat tahu apa yang mereka tulis dan yang mereka pilih adalah sebuah pilihan yang tepat dan pengamatan yang mendasar sehingga terpilihlah 20 album terbaik 2014 versi majalah musik terbesar di Indonesia. Banyak band berkualitas dan ber cirikhas tapi tapi terkesan biasa aja dan "ngono-ngono wae", tetapi inilah band yang sangat komplit dan tentu memulai penggarapan album dengan sebuah kerja keras dan proses yang sangat pelik. Berikut adalah 20 album yang masuk dalam album terbaik 2014.


1. Tulus - Gajah

Bila di Amerika Bruno Mars punya Unorthodox Jukebox, di Indonesia Muhammad Tulus memiliki Gajah; dalam arti dua penyanyi ini memiliki kesamaan. Bukan dalam jenis musik, melainkan dalam perjalanan karier masing-masing penyanyi dengan album kedua yang kualitasnya berhasil memboyong sosok mereka ke tingkatan berikut, dan meroketkan nama hingga menjadi bintang paling terang di tahun perilisannya. Kami dan juga Indonesia menyaksikan kerendahan hati (dan pola pikir bijak) di lirik-lirik lagu album ini. Saat ia melakukan retrospeksi masa lalu yang tak melulu indah (“Gajah”), atau ketika beropini bahwa hubungan yang terbaik adalah ketika pasangan saling menuntut (“Jangan Cintai Aku Apa Adanya”), semua itu jadi istimewa ketika dinyanyikan dengan suara empuk yang mengiringi hentakan pop dan soul. Nomor-nomor berharga yang siap dibuat berdansa, ada pula yang syahdu serta hangat. Ini adalah resep termanjur di 2014, dan Tulus adalah sang ahlinya.


2. Maliq & D’Essentials - Musik Pop

Diberi waktu hanya beberapa bulan untuk membuat album baru, Maliq & D’Essentials bisa saja merekam lagu-lagu yang mirip hit lama mereka seperti “Terdiam”, “Dia” dan “Pilihanku”, dan pasti banyak orang akan senang. Tapi itulah yang membuat album keenam band asal Jakarta ini istimewa, karena mereka memilih untuk tidak mengulangi apa yang pernah diciptakan demi membuat album yang bercerita tentang kelahiran, pertemuan dan kematian. Selamat tinggal, pengaruh neo soul yang diusung pada dua album awal. Selamat datang, pop artistik era ’70-an dan ’80-an yang dikemas secara modern, lengkap de-ngan solo synthesizer yang panjang oleh Indra Lesmana pada “Nirwana”. Lewat Musik Pop, Maliq & D’Essentials merombak batas-batas musik yang mereka ciptakan, dan bisa jadi merombak batas-batas musik pop Indonesia.


3. Aksan Sjuman and the Committee of the Fest - Realitas Khayal

“Musik abad ke-21,” begitulah drummer Aksan Sjuman mendeskripsikan proyek musik terbarunya ini. Pernyataan tersebut bisa saja dianggap terlalu luas, terlalu berlebihan bagi pihak-pihak yang menyimak, namun Realitas Khayal memang seluas itu, seluar biasa itu. Komposisi pada album ini warna-warni, mulai dari “Death of a Prophet” yang memiliki riff jahat, “Hungry” yang free jazz ala Bitches Brew-nya Miles Davis, hingga “Candu Cinta” yang usil dan progresif se-akan King Crimson terlalu banyak mengonsumsi jamur ajaib. Keberagaman musik ini bisa saja dianggap sebagai nirkonsep bagi eksternal, tapi toh pihak band tak akan peduli. Karena bagi mereka, seperti dapat didengar lewat lagu-lagu dalam album ini, kebebasan adalah kunci; termasuk urusan interpretasi.


4. FSTVLST - Hits Kitsch

Dibuka dengan lagu “Orang-orang di Kerumunan” yang lirik dan musiknya sama-sama galak, tidak keliru kalau kita jadi punya harapan untuk lagu-lagu berikutnya. Syukurlah, FSTVLST dan Hits Kitsch mengabulkan itu. Album pertama band ini, setelah berganti nama dari Jenny, menyorongkan perspektif sosial yang awas dan tajam dalam musik yang bergelora bak The Strokes atau U2. Bagusnya, walau kita bisa menangkap jejak band-band itu di FSTVLST, lagu-lagu mereka gagah terdengar layaknya milik sendiri. Lirik seperti “Arah yang tidak tertera di lambang mata angin”, “Bahwa ajaran terpopuler adalah membenci/Ajaran ternorak adalah ajaran mencintai”, atau “Waktu yang entah/Berpihaklah, langit yang pemurah” pun terasa menyegarkan sekaligus berisi. Album bernas!


5. Vague - Footsteps

Vague dan debutnya, Footsteps, adalah duta yang tepat bagi musik yang merupakan penghormatan terhadap gerakan Revolution Summer di Washington DC di pertengahan ‘80-an, yang menghasilkan band semacam Rites of Spring, Dag Nasty, dan sebagainya. Namun sedikit modernisasi berbentuk indie rock dan juga shoegaze membuat album ini menjadi variatif dan mengesankan. Seluruh instrumen di band ini seakan harmonis bersatu padu mengkomplimen bahana gitar yang di lagu demi lagu berkelana menciptakan suasana yang berbeda-beda. Dalam kancah lokal, entah mengapa tidak banyak band membawakan post-punk/post-hardcore yang baik dan benar. Setelah dulu ada band Jakarta bernama Fall di awal tahun 2000-an, kini ada pemain baru yang menyeruak dengan salah satu album Indonesia terpenting di 2014.


6. Yura - Yura

7. Taring - Nazar Palagan

8. Matajiwa - Part 1

9. Dialog Dini Hari - Tentang Rumahku
10. Risky Summerbee & the Honeythief - Pillow Talk 11. Neurotic - Weird

12. Neonomora - Seeds

13. The Experience Brothers - From The Deepest Growl

14. Future Collective - #1: Ensemble Instrumental de Musique Contemporaine

15. Art Of Tree - Art Of Tree

16. Morgue Vanguard x Still - Fateh

17. Bonita & The Hus Band - Small Miracles

18. Danilla - Telisik

19. Rabu - Renjana

20. Gerram - Genderang Bencana



Jika ingin tahu lebih lengkap bisa search di website resmi Rollingstone.co.id atau bisa beli majalahnya edisi terbaru bulan Januari 2015.